Selasa, 31 Januari 2012

Raut Wajah Itu

By Arief Dwi Ramadhan

Semilir angin menerpa tubuhku
Dingin, lembut, menentramkan jiwa yang terbelenggu
Sinar mentari datang memelukku
Menghangatkan setiap ruang hatiku yang membeku
Tak ku sadari waktu terus berlalu
Namun ku tetap tegar di sini tuk menunggu,
menunggu.. menunggu..
Menunggu sesuatu yang tak kunjung hadir di hadapanku

Ku tatap setiap sosok yang menjumpaiku
Sayang.. tak ada satupun raga yang ku tuju.
Hanya raut muka penuh kebohongan menjadi fatamorgana di mataku
Bodoh! Begitu percayakah diriku pada sebuah janji yang tak menentu..

Hatiku terpaku pada kalimat yang penuh khianat,
satu-dua potong kata yang membuktikan raut hatimu..
Tak bisa kau tutupi bayanganmu..
Meskipun dengan topeng buatan Da Vinci sekali pun!

Namun jiwamu masih terbelenggu,
di dalam lubuk hati raut wajahmu termangu..
Dengan senyuman palsu yang penuh semu..
Hingga akhirnya ku merobek lebar jantung hatiku yang membeku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar