Selasa, 31 Januari 2012

Boneka Terakhir untuk Maryam

By Arief Dwi Ramadhan

Selamat Membaca!





Kepedihan hati menyelubungiku, tak terasa air mataku jatuh, menetes di atas kardus tempat ku tidur bersama kedua Adikku yang sangat ku cintai, Raka dan Maryam. Usia mereka masih sangat muda, namun mereka harus merasakan apa yang sebenarnya tidak pantas mereka alami. Empat dan Tujuh tahun, sangat miris jika di bicarakan. Aku tidak ingin mereka merasakan semua ini, jantungku bagai ditusuk-tusuk belati yang sangat panas, ingin rasanya ku cabik-cabik diriku yang tak bisa memberikan mereka kehidupan yang lebih layak. Namun apa yang bisa ku perbuat? Aku hanyalah seorang pemulung muda yang tak punya apa-apa! Dengan beralaskan kardus dan beratap tenda aku menyediakan tempat berteduh yang sungguh tidak layak bagi mereka. Apalagi jika harus tidur di pinggir rel kereta api, sungguh sakit hatiku melihat wajah mungil mereka sedang terlelap. Suara gemuruh riuh kereta api dan listrik lalu lalang sering sekali membangunkan kami dari surga mimpi, dimana semua keinginan kami hanya dapat terwujud dalam satu malam. Belum lagi jika tenda kami terbang akibat angin kencang yang kereta hamparkan pada kami. Ya, Tuhan! Ingin sekali rasanya Aku membahagiakan mereka, meskipun hanya dengan memberikan sepotong kue atau cokelat di hari ulang tahun mereka, atau sebuah buku gambar dan pensil warna untuk mewarnai, namun untuk makan sehari-hari saja kami harus membanting tulang mencari sisa-sisa sampah dari menyingsingnya fajar hingga terbenamnya matahari, itupun terkadang kami dimarahi bahkan hingga harus tertangkap oleh SATPOL PP. Apalagi jikalau kami menemukan sisa-sisa nasi bungkus di pasar, Ah, bahagia sekali rasanya kami dapat makan nasi dengan gratis.



Hampir semalaman aku tertegun memandangi wajah mereka yang damai tanpa dosa itu, mengingat pesan dari Almarhum Ayahku sebelum meninggal, bahwa aku harus melindungi Adik-adikku dengan seluruh jiwa ragaku. Aku teringat, bahwa sebentar lagi Maryam akan ulang tahun yang ke-8. Ah, kapan lagi aku bisa membahagiakan dirinya? Inilah kesempatan yang sangat berharga bagiku, maka ku pergi meninggalkan mereka berdua untuk menenangkan diri dan berpikir sejenak.



Aku menemukan sebuah pohon rindang dekat stasiun, cocok untuk tempatku berpikir. Akhirnya ku sandarkan tubuhku di bawah batang pohon yang rindang itu, seraya berpikir, hadiah apa yang cocok untuk seorang Maryam kecil yang lugu dan feminin? Ah, mungkin baju baru akan cocok dengannya! Hmm, mungkin tidak, itu terlalu mahal, aku tidak akan mampu untuk membelinya. Apa kuberikan Maryam sebuah Bando dan perhiasan murah saja ya? Fajar, Fajar. Bodoh sekali engkau, untuk apa orang-orang pemulung macam kau memberikan perhiasan kepada adikmu? Apa dengan begitu orang-orang akan memandang kalian? Ah, sungguh tidak berguna!



Tak terasa hari telah terang, ku putuskan untuk kembali dan membangunkan Maryam dan Raka untuk segera menunaikan aktivitas rutin kami, memulung. Namun kudapati mereka telah duduk gelisah menunggu kehadiranku.



"Mas Fajar! Habis darimana mas?" Tanya Maryam.

"Oh, enggak, mas habis dari stasiun, kayaknya disana ada banyak sampah dik. Yuk, kita kesana!" Ajakku tersenyum.

"Raka sudah kelaparan mas, daritadi perutnya berkeroncong terus, hehehe." Adikku Maryam tertawa mengingat kata-kata candaan yang sering dilontarkan oleh Almarhum Ayahku sebelum beliau meninggal. Tak bisa ku menyembunyikan rasa sedihku meskipun telah kulebarkan senyum terbaikku.



Ku tuntun Raka yang masih kecil sambil menggendong sebuah karung yang telah kusulap menjadi sebuah "Tas karung sampah", dan Maryam mengikuti kami dari belakang yang juga menggendong tas karung.



Hari semakin terik, dan tas kamipun semakin terisi, namun perut kami masih kosong sedari pagi. Akhirnya kuputuskan untuk istirahat di seberang jalan depan warung padang, membayangkan kami berada di dalamnya, di layani dengan tumpukan makanan-makanan lezat oleh si penjual, dan bisa makan sepuasnya dengan uang kami. Sejurus kemudian mataku menatap tajam kearah toko mainan di sebelah warung padang tersebut. Terpajang di depan kaca toko mainan tersebut, sebuah boneka beruang cokelat kecil dengan bando merah jambu di kepalanya. Ini adalah hadiah yang cocok untuk Maryam! Dia pasti suka dengan boneka itu. Sekonyong-konyong otakku berpikir keras bagaimana cara mendapatkan boneka itu sebelum hari ulang tahun Maryam, tepatnya tiga hari lagi. Belum aku menemukan cara yang tepat, teriakan Maryam membuyarkan lamunanku.



"Mas, ayo pulang! Raka udah nangis tuh daritadi, Mas Fajar ngelamunin apa sih?" Tanya Maryam seraya menatap kearah toko mainan yang kupandangi.

"Ah, enggak. Yuk, kita langsung jual aja hasil mulung kita hari ini, dan beli nasi bungkus!" Teriakan kegirangan terlepas dari mulut Maryam yang sedang melompat-lompat riang, dan Raka akhirnya berhenti menangis karena melihat kakak perempuannya begitu bahagia. Ada-ada saja mereka ini, pikirku sambil tertawa bahagia dalam hati.



Keesokan harinya ku sempatkan untuk bangun sebelum matahari terbit untuk melaksanakan ibadah salat subuh di mushola stasiun. Lalu pergi ke toko-toko untuk membeli sikat dan semir sepatu dan mulai menjajal pekerjaan baru, yaitu menawarkan jasa semir sepatu kepada para pegawai yang lalu lalang di stasiun, mereka yang pergi ke kantor dengan kereta. Satu,dua orang tidak memperdulikan tawaranku, bagaimana mau menanggapi, melihatku saja sepertinya mereka jijik. Akhirnya aku harus pulang dengan tangan hampa.



Kembali aktivitas rutinku ku lakukan bersama kedua Adikku, dan ku sempatkan untuk melewati toko mainan itu. Masih ada, boneka itu masih terpajang dengan mungil di balik kaca transparan toko tersebut, syukurlah, aku bernapas lega. Ku suruh Maryam untuk menunggu di bawah pohon dekat situ bersama Raka, lalu meninggalkan mereka berdua seraya menyebrangi jalan. Langkahku terhenti di depan pintu toko tersebut untuk sekedar menghirup udara sebanyak-banyaknya. Mungkin terlihat konyol, sampai akhirnya pemilik toko tersebut keluar dan menyapaku.



"Nyari apa mas? Kok diam sambil menghirup napas begitu?" Tanyanya keheranan. Pemilik toko itu adalah seorang pria paruh baya yang terlihat sangat sangar. Namun ternyata hatinya sangat baik, ia mau menyapa seorang pemulung kotor dan bau sepertiku, meskipun sangat kecil persentasinya aku akan membeli mainannya.



"Eh, anu pak."

"Anu apa mas? yang jelas kalau ngomong!"

"Iya, saya mau bertanya berapa harga boneka yang dipajang itu, pak?" Tanyaku sambil menunjuk ke arah boneka idamanku dipajang.

"Oh, itu! Kenapa? Kamu suka sama boneka ya?" Ujarnya terkekeh.

"Ah, bukan pak! Itu untuk hadiah ulang tahun Adik perempuan saya."

"Oh, yang itu tidak dijual mas." Jelas bapak tersebut yang membuatku cukup kecewa.

"Tapi, kalau kamu mau boneka itu, saya jual 30.000 rupiah. Gimana?" Lanjutnya yang memberi sedikit harapan padaku, meskipun di sisi lain aku bingung, darimana akan kudapatkan uang sebanyak itu?

"I,iya pak! Tolong jangan di jual dulu sebelum saya datang lagi kemari, pak!" Ucapku gembira.

"Wah, emang mas mau datang lagi kapan? Kalau terlalu lama, ya, saya tidak bisa menjualnya."

"Insya Allah dua hari lagi pak!" Janjiku penuh keyakinan.

"Baiklah, tapi ingat, kalau lebih dari dua hari, saya akan menjualnya kepada orang lain!" Jelas Bapak pemilik toko tersebut seraya masuk ke dalam tokonya dan menunjukkan padaku sebuah tanda sold (terjual) pada boneka idaman ku dan tersenyum seraya mengangguk, mungkin dia telah mempercayaiku sepenuhnya untuk membeli boneka itu.



Akhirnya aku bisa kembali ke tempat ku meninggalkan Adik-adikku dengan senyum lebar terhias di wajahku. Di sana mereka telah menunggu dengan wajah kelaparan dan penuh tanya. Tanpa basa-basi ku ajak mereka untuk mencari sisa nasi bungkus di pasar, merekapun mengiyakan.



Kulihat para kuli panggul mendapatkan uang bayaran yang cukup banyak dari hasil membantu memindahkan karung-karung berisi beras. Akhirnya Maryam kusuruh duduk di pinggir jalan agar ia bisa menyantap nasi bungkus yang kami temukan di jalan bersama Raka. Ku beranikan diri untuk meminta pekerjaan kepada sang pemilik barang, dan ia menerimaku. Lalu ku pindahkan karung berisi beras yang pertama, kedua, hingga karung kelima tenagaku sudah mulai habis. Namun aku berhasil memindahkan karung beras terakhir bersama para kuli yang lain, dan memperoleh uang bersih sepuluh ribu rupiah. Alhamdulillah! Ku simpan uang itu untuk membeli boneka idamanku. Tampaknya Maryam dan Raka telah selesai memakan sisa nasi bungkusnya, ya sudahlah, sepertinya hari ini aku harus puasa. Ku putuskan untuk mengajak mereka pulang karena hari sudah mulai larut.



Hari selanjutnya, Kuputuskan untuk langsung kepasar dan menguli, sementara Maryam dan Raka memulung di sekitar pasar, dan Alhamdulillah, hari ini aku mendapat upah lebih banyak lima ribu rupiah dibanding kemarin. Ternyata hari ini pun sampah sedang banyak-banyaknya di pasar, alhasil Maryam membawa sekarung penuh sampah-sampah non organik yang akan kami jual. Akhirnya sisa kekurangan telah tertutupi dari hasil menjual sampah itu.



Tanpa Adik-adikku sadari, kutinggalkan mereka saat tertidur lelap untuk membeli boneka beruang pilihanku sebagai kado ulang tahun Maryam. Syukurlah, ternyata toko belum tutup, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 malam. Akhirnya boneka beruang itu telah sah menjadi milikku, namun aku harus menunggu hingga esok hari untuk memberi kejutan pada Maryam, ku putuskan untuk tidur di halte bus depan toko mainan itu, menunggu hingga datangnya pagi hari.



Saat tertidur lelap, tak ku sangka Ayah dan Ibuku datang bersama Maryam dan Raka, sungguh bahagia rasanya dapat berkumpul bersama seperti ini, meskipun hanya dalam buaian mimpi. Cukup lama ku terbuai dalam angan-angan semu itu, indah, namun palsu. Malampun berlalu, adzan subuh membangunkan tidur lelapku, dengan hati gembira ku berlari kencang dengan membawa kado ulang tahun Maryam menuju rumah tendaku untuk segera memberinya ucapan "Selamat ulang tahun Adikku sayang", hingga tak terasa telah berkali-kali ku tersandung, biarlah, toh semua ini akan terbayar dengan senyuman kebahagiaan milik Adikku, Maryam yang tersayang.



Langkahku terhenti, mataku terbelalak, aku tak bisa menahan rasa penasaran, kenapa ada kerumunan orang di depan rumah tendaku? dimana Maryam? Dimana Raka? Mataku terus melirik ke sana - ke mari mencari mereka, namun tak kudapatkan sosoknya.



Aku mendekati kerumunan itu, tapi kenapa sungguh berat rasanya langkahku ku pijakkan? Air mataku terus mengalir membasahi boneka beruang kecil Maryam, hingga aku mengetahui yang sebenarnya terjadi.



"Ada apa sih bu?" Tanya seorang ibu paruh baya yang mengenakan daster sambil membawa kantung plastik berisi sayuran.

"Ini lho bu, ada dua anak jalanan kecil tertabrak kereta." Ujar seorang ibu lain yang sedang menggendong anaknya yang masih kecil.

"Ah yang benar bu? Kasihan sekali ya? Sudah hidupnya susah, eh, Allah memanggilnya juga dengan cara seperti ini." ucap seorang ibu sambil mengusap dadanya.



Air mataku semakin deras mengalir, membuat ku menangis terisak-isak. Aku tak bisa membayangkan jika Adik-adikku telah meninggalkanku sendirian di dunia ini. Ku terobos kerumunan orang-orang yang ingin melihat dua anak jalanan itu. Aku tak kuasa melihat kedua anak itu, ingin sekali mempercayai bahwa mataku telah membohongiku, namun ia tidak melakukannya. Ku dapati sosok kecil dua Adikku yang telah terkulai lemas penuh darah. Aku tak kuat menahan rasa sedih yang mendalam di hatiku, membuatku menjambak-jambakkan rambutku dan terjatuh dengan dengkul terlebih dahulu mendarat.



"Ya Allah! Kenapa begitu cepat Engkau memanggil Adik-adikku Ya Allah!" Tangisanku meledak saat ku sadar bahwa memang mereka, Maryam dan Rakalah yang sedang terkulai lemas di hadapanku, dingin, tak bernyawa.



Seandainya dapat ku ulang waktu, Aku akan menunggu keesokan hari untuk membeli boneka ini. Namun harus kusadari, Adik-adikku telah tiada, kini senyuman kebahagiaan Maryam saat mendapatkan hadiah ulang tahunnya hanya tinggal impian belaka.



Hujan mulai turun rintik-rintik, menyisahkan kepedihan yang semakin menusuk di dadaku. Kini aku sendiri, tiada lagi isak tangis kelaparan Adik-adikku dan tawa mereka saat menyongsong fajar untuk setiap hari dalam hidupku.



"Maryam, selamat ulang tahun ya dik." ucapku terisak sambil memeluk boneka kecil milik Maryamku tersayang.

"Maafkan masmu yang bodoh ini, karena mas tidak bisa menjaga kalian dengan seluruh jiwa raga mas."



Ku paksa diriku untuk tetap tegar, dan berdiri meskipun tubuh ini berguncang hebat. Tanpa sadar ku berikan senyuman tipis terakhirku kepada Adik-adikku, senyuman terakhir untuk melepas kepergian mereka. Semoga mereka di tempatkan di sisi-Nya yang paling mulia. Amin.
Read More >>

Lolongan Anjing di Pagi Buta

By Arief Dwi Ramadhan

lolongan anjing di pagi buta
hanya menyisakan rasa perih di dada
lolongan anjing di pagi buta
menyapu sisa-sisa kenangan yang bahagia
lolongan anjing di pagi buta
hanya mengingatkan rasa kecewa
hanya mencuatkan rasa amarah
perasaan gundah yang terpendam, hingga menyesakkan dada
lolongan anjing di pagi buta, hanya memberi bekas pada jiwaku yang hampa.
Mati, tiada rasa
meski ku coba tuk berasa
bahwa esok hari kan bahagia
namun lolongan itu takkan pernah berubah,
sebuah lolongan kepedihan yang menyayat jiwa..
Read More >>

Kegelapan Hati

By Arief Dwi Ramadhan

Hati ini menghitam
hancur menjadi debu-debu kegelapan
terempas bagai sisa-sisa abu arang
yg terbuang selepas usang
menyisakan hanya butiran-butiran tak bernilai dalam angan

jiwaku segera lenyap
termakan waktu dalam senyap
dalam bayang-bayang usiaku terhisap
sunyi.. tiada bunyi

akankah pahlawan kan datang
mengusir kegelapan yang menyeruak,
membunuh sisa-sisa kehidupan yang terelak

Dengan upaya ku buka jendela
merasakan cahaya illahi yang menentramkan jiwa
tuk menyelamatkan serpihan-serpihan kehidupan yang tertinggal
menanti dalam lamunan..
Read More >>

Hampa

By Arief Dwi Ramadhan

dalam malam gelap ku terdiam
menatap kosong ke dalam ingatan indahnya langit dihiasi oleh gemerlap bintang
ah! ingin sekali ku melukisnya
sambil membayangkan wajah seseorang yang kucinta.
tapi, relakah sang tinta dijadikan nyata?
apakah bisa sebuah kuas mati menghidupkan banyak imajinasi?
bodoh! aku memang manusia bodoh!
bintang-bintang itu pun tahu, mereka menertawaiku!
mereka tak akan bisa melakukannya!
diriku yg selalu merana, meratapi setiap kemeluh lalu yang tak kunjung sirna
setiap ku buka lembaran suci yang belum ternoda
slalu ku teteskan butiran kenangan buruk yang terlintas dalam nada
harapan lalu yang memberi cahaya
kini menjadi hampa, gelap gupita
termakan oleh waktu yang menghisap jiwa.
ragaku semakin rapuh!
setiap waktu demi waktu,
hanya bintang-bintang itu yang menjadi teman setiaku.
dan setiap
tetesan penantian yang mengeras dalam gambaran lalu,
kan selalu menjadi bukti akan penantian abadiku..
Read More >>

Hentakkan Harapan

By Arief Dwi Ramadhan

hentak demi hentak kakiku terpijak..
berlandaskan semangat ku beranjak..
demi menggapai asa kini ku bertindak..
mauku tak ingin ada penyesalan,
semua perasaan gundah sengaja ku singkirkan..
entah bagaimana hasil yang akan kudapatkan..
tapi ada satu hal yang sanubariku yakini
bahwa harapan itu ada, menyatu dalam aliran darah yang mengalir..
yang meruncingkan semangatku bak mata tombak..
dan dengan bermodalkan itulah, hentakkan kakiku terus terpijak..
Read More >>

Harapan, Bagaikan Bintang di Atas Awan

By Arief Dwi Ramadhan

langit..
ada sesuatu yang slalu menarik perhatianku.
entah mengapa, ada sesuatu yang membuat hatiku tenteram saat memandang langit.
Dalam goresan awan yang membentang tajam,
merobek birunya hamparan udara yang megah.
slalu kucoba menemukan, mencari sosok yang slalu membuat ku bahagia.
tapi 1 barang petunjuk pun tak kudapatkan.
setiap lembar gambaran ku teliti, apa yang ku dapat?
hanya perasaan gelisah lain yang membuatku bahagia.
di dalam hamparan awan di langit, ada suatu harapan.
harapan yang slama ini ku cari, tidak, suatu harapan yang ku gantung tinggikan dalam lautan khayalan kalbu.
aliran deras semangat yang mengalir, menyembur dari jiwa.
semoga gemerlap bintang itu kan tercapai pada akhirnya. aamiiin.
Read More >>

Tersesat

By Arief Dwi Ramadhan

tangisan hampa menyeruak dalam kegelapan
langkah kaki penuh gelisah terpijak di atas tanah merah
tergambar semua kenangan penuh nista dalam udara

goyah.. langkah itu semakin lama semakin goyah
deru nafas yang tersengal-sengal semakin terasa
suara pekik penuh penyesalan semakin jelas terdengar

tuhan, kemana langkah kaki itu terus melangkah?
apakah ia salah arah?
kemana arah tujuannya?
ia butuh cahaya, tuhan.
untuk menerangi langkahnya yang semakin goyah
untuk memberinya semangat dan pelipur lara
ia butuh pentunjuk yang nyata..
petunjukmu tuhan..
Read More >>

Raut Wajah Itu

By Arief Dwi Ramadhan

Semilir angin menerpa tubuhku
Dingin, lembut, menentramkan jiwa yang terbelenggu
Sinar mentari datang memelukku
Menghangatkan setiap ruang hatiku yang membeku
Tak ku sadari waktu terus berlalu
Namun ku tetap tegar di sini tuk menunggu,
menunggu.. menunggu..
Menunggu sesuatu yang tak kunjung hadir di hadapanku

Ku tatap setiap sosok yang menjumpaiku
Sayang.. tak ada satupun raga yang ku tuju.
Hanya raut muka penuh kebohongan menjadi fatamorgana di mataku
Bodoh! Begitu percayakah diriku pada sebuah janji yang tak menentu..

Hatiku terpaku pada kalimat yang penuh khianat,
satu-dua potong kata yang membuktikan raut hatimu..
Tak bisa kau tutupi bayanganmu..
Meskipun dengan topeng buatan Da Vinci sekali pun!

Namun jiwamu masih terbelenggu,
di dalam lubuk hati raut wajahmu termangu..
Dengan senyuman palsu yang penuh semu..
Hingga akhirnya ku merobek lebar jantung hatiku yang membeku..
Read More >>

Risau

By Arief Dwi Ramadhan

menetes air mataku dalam duka
menatap tajam pada kabut malam yang fana
langit begitu sepi dari tarian sang kejora
bulan merintih mengisakkan lara penuh luka
dimanakah perginya saat-saat itu..
disaat waktu ikut bersenandung dalam kalbu
hanya ada rasa bahagia dalam dada
bagaikan sutera lembut nan hangat menyelimuti jiwa
wajah-wajah itu kini tak pernah lagi ku kenal
bayangan-bayangan itu kini tak pernah lagi ku sapa
hingga mentari kini enggan tuk menyapa
tapi kenapa sang awan turut serta bertanya?
duri apa yang telah tega menusuk harapan kelabu itu
hingga kini hanya bersisa kepingan-kepingan tangisan yang membatu
mungkin Tuhan telah mengampuni dosaku
atau mungkin Ia sedang menguji imanku
atas kebahagiaan semu yang telah kunjung berlalu
menapakkan langkah-langkah debu di hatiku..
Read More >>

Bangkit dari Keputusasaan, Teman!

By Arief Dwi Ramadhan

Kerutan semangat dikala fajar,
begitu rapuh hati yang kencang bergetar
kenangan kelabu yang datang setelah surga yang fana hilang,
begitu menusuk relung hati yang terdalam
aku begitu terpesona oleh buaian setan,
terperangah dalam sesak semunya keindahan
hari-hari itu begitu sulit tergambarkan,
membuatku meneteskan air mata penyesalan
setiap orang gundah akan nasib dirinya,
hanya memikirkan apa yang akan terjadi dalam hidupnya
meninggalkanku dalam serpihan-serpihan penuh luka dalam kegagalan
aku harus bangkit!
meninggalkan semua keputusasaan,
duri yang menggores harapan besar yang prnah ada
dngn lantang janji tlah diikrarkan,
tak hanya sekadar ucapan, beban harapan pun mnjadi perbuatan
kesalahan itu tlah kutinggalkan jauh dblakang
tiada ragu lagi langkah kaki ini ku tapakkan,
bulir isak tangis sesal itu kni ku tinggalkan
jalanku msh panjang, Takkan ku biarkan diriku terkulai di tgh perjalanan
aku tlah bangkit! bangkit dari keputusasaan!
penyesalan, keputusasaan, dan keraguan tlh menjadi bgn masa lalu yg takkan ku lupakan.
Read More >>

Indonesia Membutuhkanmu, Pemuda!

By Arief Dwi Ramadhan

Negriku tanah yang subur
Negeriku gugusan pulau yang menyatu
Negeriku hamparan samudera nan kaya hasil lautnya
ketika penguasa bersenandung bahagia
lihat dan ratapilah apa yang kau temui dibawah!
ketika matamu memandang ke arah mereka yang menderita..
ketika kau lihat pakaian-pakaian mereka yang setia melekat ditubuh pemiliknya..
ketika kau lihat bahwa fajar dan senja bersahabat dengannya!
kau akan sadar, bagaimana mereka bertahan!
bagaimana mereka berjuang demi memberi makan buah hatinya
para generus bangsa yang tersingkirkan bagai sampah!
yang hanya mengerti bagaimana untuk hidup di keesokan harinya
kau akan sadar siapa mereka!
kau akan sadar siapa yang membutuhkan pertolongan kita
ketika penguasa mulai bersedih tak ada lagi pajak yang bisa mereka bajak
ketika penguasa tertawa bahagia menghitung uang kotor mereka
kau akan tahu dimana seharusnya kau berada!
membela rakyat jelata? atau hidup berfoya-foya dengan para penguasa?
bangsa ini sungguh terlalu kaya..
tiap tetesan samudera memberi penghidupan tiada tara
setiap bulir padinya memberi kekuatan dalam berkarya
Adakah rasa iba dihati nurani para pemuda?
tidakkah kau bertanya apa yang bisa kau perbuat saat melihat rakyatmu menderita wahai pemuda!
bangsa ini membutuhkan kita!
perjuangkanlah nasib mereka yang terampas haknya..
masa depan Indonesia ada ditangan kita.. wahai Pemuda Indonesia..
Read More >>

Ingatlah, Kawan!

By Arief Dwi Ramadhan

hati yang terguncang,
menyisakan berjuta pertanyaan..
kmana akan kau tujukan diri mereka kawan?
apakah kepada langit kau menampakkan wajahmu yang suram?
ataukah kepada pepohonan kebimbangan itu kau alamatkan?
hatimu sedang gundah kawan..
jangan paksakan semangat dusta yang kau pendam,
kau sedang tidur berselimut amarah kawan,
bangunlah dari kebiadaban hati yang terguncang..
ingatlah bahwa jalanmu masih panjang..
selalu ada secercah harapan bagi tiap2 hamba yang beriman..
kau takkan tahu apa yang Ia sembunyikan untuk memberimu kejutan kawan,
hanya yakinlah bahwa ini semua adalah ujian yang harus kau lewati demi kebahagiaan
Read More >>

Lagu - Lagu Pembawa Nostalgia :D

By Arief Dwi Ramadhan

.:: Lirik Lagu Kera Sakti Versi Indonesia ::.



Ha ha

Sun Go Kong is in the house…



Seekor kera

Terpuruk terpenjara dalam gua

Di gunung tinggi sunyi tempat hukuman para dewa



Bertindak sesuka hati

Loncat kesana kesini

Hiraukan semua masalah di muka bumi ini



Dengan sehelai bulu

Dan rambut dari tubuhnya

Dia merubah menerpa menerjang segala apa yang ada



Walau halangan rintangan

Semakin panjang membentang

Tak jadi masalah dan tak kan jadi beban pikiran



Berkelana setiap hari

Demi mendapat kitab suci

Dengan dukungan dari gurunya

Temukan jati diri

Semua kan dihadapi

Dengan gagah berani

Walau aral rintangan

Setiap saat datang tuk menguji



Kera Sakti

Tak pernah berhenti

Bertindak sesuka hati

Kera Sakti

Menjadi pengawal

Mencari Kitab suci

Kera Sakti

Liar nakal brutal

Membuat semua orang menjadi gempar

Kera Sakti

Hanya hukuman yang dapat menghentikannya



Walau halangan rintangan membentang

Tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran



Kera Sakti

Tak pernah berhenti

Bertindak sesuka hati

Kera Sakti

Menjadi pengawal

Mencari Kitab suci

Kera Sakti

Liar nakal brutal

Membuat semua orang menjadi gempar

Kera Sakti

Hanya hukuman yang dapat menghentikannya



Walau halangan rintangan membentang

Tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran



.:: Lirik Lagu Doraemon Opening Versi Indonesia ::.









Aku ingin begini

Aku ingin begitu

Ingin ini itu banyak sekali



Semua semua semua

Dapat dikabulkan

Dapat dikabulkan

Dengan kantong ajaib



Aku ingin terbang bebas

Di angkasa

Hei… baling baling bambu



La… la… la….

Aku sayang sekali…

Doraemon…La… la… la….

Aku sayang sekali…



.:: Lirik Lagu Doraemon Ending Versi Indonesia ::.









Lihat-lihatlah bunga yang sedang mekar

Tiba saat mengucapkan selamat pagi

Masa depan semua mari kita bangun

Lalalala… lalalala… bernyanyi bersama …



Saya hidup di bumi ini masa depan dengan kapal angkasa

Mari kita banyak-banyak berikhtiar

Menjadikan satu-satu kita wujudkan

Kita hidup di bumi ini

Pagi ini esok dan seterusnya

Masa indah sangat banyak kota impian…



.:: Lirik Lagu P-man Op Versi Indonesia ::.







P-man…P-man…P-man…..

Ku panggil dia P-Man

Suaranya riang



Datanglah oh, P-man

Datanglah kerumahku



Datanglah oh, P-man

Ke dalam hatiku…



Dengan Kata cinta

Memberi semangat

P-man P-man P-man



Mari kita bersahabat

Menyatukan hati dan hati

Dan bersama-sama terbang ke angkasa

Dengan hati riang ke langit itu



P-Man…P-man…P-Man…

Namanya P-Man P-Man….



.:: Lirik Lagu Dragon Ball Versi Indonesia ::.







Orangpun datang

Dan akan kembali

Kehidupan kan jadi satu

Dikehidupan yang kedua

Akan menjadi lebih indah

Siapakah yang dapat melaksanakan

Sekarang berusaha mewujudkannya



Cahaya cinta perlahan menyilaukan

Itulah mimpi kehidupan kedua

Mimpi itu dari mana datanganya



Jawabnya ada diujung langit

Kita kesana dengan seorang anak

Anak yang tangkas dan juga pemberani



Bertarunglah Dragon Ball

Dengan segala kemampuan yang ada

Bila kembali dari langit

Semoga hidup kan jadi lebih baik



Tugas yang berat dilaksanakan

Berjuang agar lebih baik

Siapa yang dapat melaksanakannya

Dan berusaha mewujudkan

Semua itu demi hidup yang baik

Hanya dia yang mampu melaksanakannya



.:: Lirik Lagu Dr. Slump Versi Indonesia ::.





Kenapa wajahmu begitu besarBanyak yang memanggilmu wajah besar

Bahkan di foto wajahmu tak terpotret semua

karena wajahmu besar

apapun usahamu …..(wajah besar 2X)

walau keras upayamu …..(wajah besar 3X)

tidak …………………………….!??

Dia juga, dia juga wajah besar …..

Semua ikat kepalanya kekecilan

Mengagetkan semua dengan wajah besar

Kepalamu cocok untuk menyundul bola

Dari jauh pun terlihat wajah besar

Kerah baju pun kecil untuk kepalamu

Kalau masuk angin bertambah besar

Orang itu, Orang itu, Orang itu, Orang itu,

Orang itu, Orang itu, punya kepala besar

Bergaya apapun juga …..(wajah besar 2X)

Takan bisa dirubah …..(wajah besar 3X)

tidak …………………………….!??

Wajahmu tak bisa ditutup apapun

Kemanapun pergi tetap berwajah besar

Sepertinya dia bisa terkenal

Di antara makhluk luar angkasa

Apalagi kalau benjol bertambah besar

Orang itu, Orang itu, Orang itu, Orang itu,

Orang itu, Orang itu, punya kepala besar



.:: Lirik Lagu Kapten Tsubasa Versi Indonesia ::.





Ukirkan dalam hati kapten masa depan

Lebih tangguh dari pada yang kita duga

Dari pada terbawa hati yang gelisah

Cobalah tuk menangis saja

Demi meraih masa depan terlihat

Tak perlu ragu jadilah diri yang baru

Bukan demi tuk siapapun juga

Cukup mencoba untuk jadi lebih hebat

Dragon screamer, why I do, why I do

Bagaikan naga terbang, why I do, why I do, yo

Cahaya keemasan, panggilan masa depan

Dan kan bimbing kita semua

Dragon screamer, Dragon fever, no question

Dragon screamer, Dragon fever, no question



.:: Lirik Lagu Crayon Shinchan Versi Indonesia ::.







Seluruh kota

Merupakan tempat bermain yang asyik

Oh senangnya

Aku senang sekali



Kalau begini akupun jadi sibuk

Berusaha mengejar-ngejar dia

Matahari menyinari

Semua perasaan cinta

Tapi mengapa hanya aku yang dimarahi



Di musim panas

Merupakan hari bermain gembira

Slalu saja terkena flu

Pilek tiada henti-hentinya



Sang beruang tidur

Dan tak ada yang berani ganggu dia

Oh sibuknya

Aku sibuk sekali



.:: Lirik Lagu Mojacko Versi Indonesia ::.





Seandainya sahabatku dari luar angkasa

apa yang terjadi oh mungkinkah

Sejenak bintang utara bermain dengan air

mengitari planet saturnus bersama sama

Reff :

Kata kata yang indah tidaklah perlu

sungguh menyenangkan hati hingga waktupun terlupakan

Planet venus yang indah seperti dari emas

tempat yang paling indah yang pernah kau antar



.:: Lirik Lagu Let’s And Go Versi Indonesia ::.







Ayo maju

Mobilku melaju cepat

Dengan membawa impianku



Semangatlah

Tuk melaju lebih cepat

Esok hari cerah menanti



Di saat

Rasa cemas datang dan melanda

Di hati

Terbayang senyuman yang kurindukan



Let’s Go

Bersatu dengan angin

Larilah mimpi-mimpiku

Ku tak akan pernah menyerah

Winning Run



Rasakan deru angin

Larilah sampai tujuan

Mari genggam kemenangan

Di tangan ini



.:: Lirik Lagu Jiraiya Versi Indonesia ::.







Jiraiya 2X

Jiraiya 2X

Jiraiya 2X

Jiraiya 2X



Menyelamatkan bumi tercinta

Jiwa besarmu sangat kami kagumi



membela yang benar

menolong yang lemah

Semua orang jadi bahagia

Lalu tercipta hidup yang penuh damai



membela yang benar

menolong yang lemah

Melawan musuh

Tanpa rasa takut

tet tereret tet tereret

Kilau cahaya

Pedangmu mempesona

Jiraiya 2x



Menjadi angin

Jiraiya 2x

Menjadi cahaya

Ninja Pahlawan

Jiraiya



.:: Lirik Lagu Hamtaro Opening Versi Indonesia ::.







Hamtaro

Hamtaro



Tuk ku tuk lewat lorong sempit

Tuk ku tuk Hamtaro berlari

Apa yang paling dia senangi

Biji bunga matahari

Yaa Hamtaro berlari



Tuk ku tuk Hamtaro berlari

Hamtaro berputar di atas roda putarnya

Apa yang paling dia senangi

Biji bunga matahari

Yaa Hamtaro senang berputar



Tuk ku tuk hamtaro tidur

Hamtaro tidur di mana saja

Apa yang paling dia senangi

Biji bunga matahari

Yaa Hamtaro tidur



.:: Lirik Lagu Ninja Boy Rantaro Versi Indonesia ::.







Rantaro Kirimaru dan Shinbe

Tiga orang sahabat

Belajar di perguruan ninjutsu

Sebagai murid ninja boy



Cita-citanya sungguh tinggi sekali

Apapun dia hadapi

Walaupun penuh bermacam rintangan

Tak gentar dalam hatinya



Segala yg diharapkannya

Kini semua tercipta

Sebagai ninja boy yang gagah berani

Reff:



Ninja boy jagoan kita

Ninja boy pahlawan kita

Dia membasmi kejahatan di muka dunia



Ninja boy jagoan kita

Ninja boy pahlawan kita

Dia membela kebenaran

Tangguh dan perkasa



.:: Lirik Lagu Digimon Adventure Opening Versi Indonesia ::.







Menjadi KUPU yang sehat

Terbawa angin berkilau

Sekarang kupergi

untuk bertemu dikau



Hal yang bukan urusanmu

Lebih baik lupakan saja

Tidak ada waktu untuk bermain-main



Apa yang wow wow wow wow wow

Bisa dicapai di langit ini

Tetapi wow wow wow wow wow

Kita tidak tahu rencana esok hari



Setelah mimpi panjang tiada akhir

Di dunia sepi

Hingga pikiran bersemangat

Kelihatan akan kalah



Tapi kepak sayap tiada kabarnya

Hanya berkhayal

Pastikan bisa terbang

Oh sayangku



.:: Lirik Lagu Digimon 2 Versi Indonesia ::.









Dimulai cerita

Yang berputar dengan cepatnya

Permukaan tanah berubah merah



Seluruh bumi

Menjadi surga yang kosong

Kan kami bebaskan dengan tangan ini



Jalan berbatu

Panjang dan tiada batas

Dan harus dibuang ketempat jauh

Disana………….



Ayo bangkitlah pahlawan

Yang ada dalam diriku

Jangan sampai kau menyerah

Untuk menggapai impian



Ayo tetap bersemangat

Walau debar bakar dada

Kembalikan pada kami

Hari esok yang terlupakan

Nyalakan api pertempuran



.:: Lirik Lagu Detective Conan Versi Indonesia ::.





Walau masa berganti

Dan tak kan pun berlalu

Namun di dalam hati

Ku akan tetap maju



Walau rintangan menghadang

Masalah kuhadapi

Semua kan kuterjang

Hadapi dunia ini



Walaupun sekarang

Aku terperangkap dalam tubuh kecilku

Namun aku akan menemuimu

Dan aku tidak akan tahan

Dan saat mereka semua mengerti

Yang kutahu hanya satu jawaban yang pasti



Dan kucoba sekali lagi

Walaupun ku tak pasti

Setelah kulalui

Penuh percaya diri



Saat sesuatu menjadi

Sebuah teka-teki

Kan tetap kujalani

Tuk mnegungkap misteri



Dan kucoba sekali lagi

Walaupun ku tak pasti

Setelah kulalui

Penuh percaya diri



Saat sesuatu menjadi

Sebuah teka-teki

Kan tetap kujalani

Tuk mengungkap misteri



.:: Lirik Lagu Yu-Gi-Oh Opening Versi Indonesia ::.







Banyak majalah yang belum terbaca

Entah kenapa ku jadi ingin membacanya

Disudut kamar bertumpuk CD game

Tak kan berarti kalau tak di mainkan



Kamu yang ada dihadapanku

Meski ku coba untuk menyapa

Tetapi kau tetap tidak mau

Mengubah raut wajahmu itu



Padahal

Di sini

Begitu dekat denganmu



Tak tersampaikan

Tak tersampaikan

Perasaan ini

Apa sebenarnya yang paling berharga

Bagi diri kita



.:: Lirik Lagu Chibi Maruko-Chan Versi Indonesia ::.



jalan panjang menuju langit biru

tiba-tiba ku lihat seorang anak

yang menemukan harta karun di dalam sana

alangkah senang.. dan hati gembira..



wangi angin.. padang rumput di sore hari

sampaikan.. salam.. gembira..

hal yang menyenangkan hati banyak sekali

bahkan kalau kita bermimpi..

sekarang ganti baju, agar menarik hati, ayo kita mencari teman...



.:: Lirik Lagu Hachi Honey Bee Versi Indonesia ::.



hatchi anak yang sebatang kara

pergi mencari ibunyaa

di malam yang sangat dingin

teringat mamaaa...



walaupun kesepian

hatchi tetap gembira

mama...

mama ...

dimanakah kau berada?



mama....

mama ...

suatu saat pasti ber...temuu...
Read More >>

Sepenggal Puisi

By Arief Dwi Ramadhan

merintih.. tubuhku meringkuk menahan perih..
saat kau lebarkan sayapmu yang penuh duri..
menghempaskan, menusuk jantungku hingga berhenti..

ketika waktu mulai berjalan lambat..
memperdalam rasa sakit yang kau buat..
disini ku bertahan melawan perih yang tak tertahan..
berusaha bangkit menjauh dari kenyataan..

ketika kau tunjukkan wajahmu..
bibirku kaku bagaikan telah beku..
wajah yang semakin membuatku ragu akan harapan itu..
hingga ku terkulai lemas menanti ajalku..

namun datang seorang pahlawan..
tak membantu dengan pedang, hanyalah sebuah ucapan..
yang membuka jendela-jendela penuh perjuangan di masa silam..
yang kembali menunjukkan bahwa kekuatan itu masih bertahan..
di dalam diriku harapan itu tertahan..
Read More >>