Selasa, 31 Januari 2012

Risau

By Arief Dwi Ramadhan

menetes air mataku dalam duka
menatap tajam pada kabut malam yang fana
langit begitu sepi dari tarian sang kejora
bulan merintih mengisakkan lara penuh luka
dimanakah perginya saat-saat itu..
disaat waktu ikut bersenandung dalam kalbu
hanya ada rasa bahagia dalam dada
bagaikan sutera lembut nan hangat menyelimuti jiwa
wajah-wajah itu kini tak pernah lagi ku kenal
bayangan-bayangan itu kini tak pernah lagi ku sapa
hingga mentari kini enggan tuk menyapa
tapi kenapa sang awan turut serta bertanya?
duri apa yang telah tega menusuk harapan kelabu itu
hingga kini hanya bersisa kepingan-kepingan tangisan yang membatu
mungkin Tuhan telah mengampuni dosaku
atau mungkin Ia sedang menguji imanku
atas kebahagiaan semu yang telah kunjung berlalu
menapakkan langkah-langkah debu di hatiku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar